Monday, November 12, 2007

MEMBANGUN PARTAI DEMOKRAT KE DEPAN

Membangun Partai Demokrat Ke Depan[1]
Oleh: Achmad Rozi [2]

Di usianya yang memasuki 6 (enam) tahun, Partai Demokrat telah menjelma menjadi satu kekuatan partai politik yang diperhitungkan oleh partai-partai lain yang sudah ada. Dengan modal 7, 46% perolehan hasil pemilu 2004 membuktikan bahwa Partai Demokrat merupakan partai alternatif bagi rakyat Indonesia yang diharapkan dapat membawa perubahan dalam dinamika perpolitikan nasional. Walaupun harus diakui bahwa perolehan angka 7,46% tersebut lebih banyak ditentukan oleh sosok figur Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Pendiri Partai Demokrat sekaligus sebagai symbol perubahan yang sangat populer. Dimana berdasarkan survey yang banyak dilakukan oleh lembaga-lembaga survey di Indonesia, popularitas SBY diawal tahun 2004 berkisar antara 60% sampai 70%. Dengan angka popularitas SBY yang demikian besar, maka Partai Demokrat menjadi terbantu popularitasnya, hingga akhirnya memperoleh kepercayaan dari masyarakat sebesar 7, 46% pada Pemilu 2004.
Untuk terus mampu mengemban cita-cita dan tujuan besar Partai Demokrat, sebagaimana yang tertuang dalam AD/ART, maka Partai Demokrat ke depan harus menata diri menjadi partai modern dan maju. Prestasi yang sudah diraih semestinya menjadi modal dasar bagi Partai Demokrat dalam mengembangkan diri menjadi Partai Alternatif bagi rakyat, dan sarana untuk mewujudkan hal tersebut pada tingkat strategis adalah Partai Demokrat harus mengembangkan visi perkaderan, dimana ini merupakan suatu keniscayaan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi bagi seluruh pengurus partai dari tingkat DPP sampai pada tingkat Pengurus Anak Ranting. Mengapa hal ini penting untuk diajukan? Menurut penulis, ada tiga alasan strategis yang dapat dijadikan sebagai rasionalisasi dari pernyataan diatas, khususnya pilihan menjadi partai kader. Pertama, Partai Demokrat tidak terjebak pada rutinitas kegiatan-kegiatan partai menjelang persiapan Pemilu, Pilpres dan Pilkada saja tetapi lebih luas dari itu yaitu Partai Demokrat juga bertanggung jawab atas terbentuknya sumberdaya manusia (SDM) partai yang tangguh dan unggul sesuai dengan kompetensi kader itu sendiri, sehingga akan lebih optimal dalam menjalankan misi partai ditengah-tengah masyarakat.
Kedua, dimungkinkan tidak setiap orang/individu dapat keluar masuk partai, yang pada akhirnya akan mereduksi nilai idealisme partai itu sendiri. Banyak kita lihat bahwa partai-partai yang saat ini bermunculan, didominasi oleh orang/individu yang secara ideologi dan idealisme bertolak belakang dengan ideologi partai. Maka tidak heran kita jumpai didalam sebuah partai sering terjadi konflik; perpecahan, perkelahian bahkan perseteruan diantara para pengurus yang mengakibatkan partai menjadi tidak berkembang.
Ketiga, estafeta kepemimpinan akan terus terjaga secara natural. Artinya disetiap tingkatan kepengurusan partai, tidak bisa tidak kepemimpinan harus diserahkan kepada orang/individu yang betul-betul kader Partai Demokrat, yang telah dilahirkan melalui proses pendidikan, pelatihan dan pengembangan di arena perkaderan Partai Demokrat. Dengan demikin ini akan menjamin tetap sterilnya tujuan besar partai dari kepentingan-kepentingan orang yang tidak memahami arah dan perjuangan Partai Demokrat. Dan juga partai akan terhindar dari para kutu loncat/oportunis partai. Sekaligus bahwa dengan perkaderan haruslah merupakan lingkungan bersemainya calon-calon pemimpin masa depan yang mampu menumbuhkan daya kritisisme kader serta semangat idealisme sehingga kader Partai Demokrat senantiasa memiliki kepedulian pada masalah-masalah sosial kemasyarakatan.
Ketiga alasan tersebut menurut penulis akan sangat mudah di mengerti oleh pengurus disemua tingkatan jika memiliki komitmen yang tinggi terhadap Visi dan Misi Partai Demokrat. Ingat, Partai Demokrat dilahirkan bukan untuk kepentingan jangka pendek yaitu merebut kekuasaan didalam Parlemen atau Eksekutif. Tetapi lebih mulia dari itu, yaitu bagaimana Partai Demokrat mampu mengaktualisasikan Tujuan Partai Demokrat, yaitu; Pertama, menegakkan, mempertahankan dan mengamankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai jiwa Proklamasi, Kedua Mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, Ketiga melakukan segala usaha dan ikhtiar untuk membangun masyarakat Indonesia baru yang berwawasan nasionalisme, pluralisme dan humanisme, dan Keempat meningkatkan partisipasi seluruh potensi bangsa dalam mewujudkan kehidupan bernegara yang memiliki pemerintah yang bersih,efektif,efisien serta dinamis menuju terwujudnya Indonesia yang demokratis, sejahtera, maju dan modern dalam suasana aman dan penuh kedamaian lahir dan bathin.
Dan langkah taktis yang dapat ditempuh serta di kembangkan oleh Partai Demokrat menuju Partai yang Modern dan Maju di masa depan, yaitu melakukan Refungsionalisasi Manajemen Partai secara sistematis, terukur dan rasional. Refungsionalisasi meliputi; pertama, Manajemen Organisasi, kedua Manajemen Keanggotaan, ketiga, Manajemen Kaderisasi, keempat, Manajemen Pencitraan, kelima, Manajemen Kampanye, dan keenam Manajemen Logistik.
1. Manajemen Organisasi
Persoalan mendasar yang harus dibenahi secara internal adalah Manajemen Organisasi Partai, artinya sehebat apapun strategi yang telah dirumuskan tanpa dibarengi dengan penguatan pada sisi manajemen organisasi partai, maka yang terjadi adalah kegagalan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, agar Partai Demokrat tidak mengalami kegagalan, perlu kiranya merevitalisasi manajemen organisasi yang ada saat ini. Merevitalisasi dalam konteks fungsi-fungsi yang ada didalam Manajemen Organisasi itu sendiri.
Langkah kongkrit dari Revitalisasi Manajemen Organisasi adalah terkait dengan fungsi-fungsi dasar manajemen, yaitu; Pertama, Perencanaan, bagaimana Partai demokrat mampu menrumuskan semua aktifitas manajerial dan organisasional yang berkaitan dengan persiapan menghadapi masa depan. Tugas spesifiknya meliputi meramalkan, menetapkan sasaran, menetapkan strategi, mengembangkan kebijakan dan menetapkan sasaran. Kedua, Pengorganisasian, yaitu bagaimana Partai Demokrat mampu menghasilkan struktur tugas dan hubungan wewenang. Dimana tugas spesifik yang harus dilakukan adalah, disain organisasi, spesialisasi pekerjaan, uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, rentang kendali, kesatuan komando, dan analisis pekerjaan secara efektif dan efisien.
Ketiga, pemotivasian, yaitu usaha yang diarahkan untuk membentuk tingkah laku anggota organisasi. Yaitu meliputi kepemimpinan, komunikasi, kerja kelompok, modifikasi tingkah laku, moral anggota organisasi termasuk moral pimpinan,perubahan organisasi dan pemenuhan kebutuhan. dan Kempat adalah Pengendalian, yaitu merujuk pada semua aktifitas manajemen yang diarahkan untuk memastikan hasil yang didapat konsisten dengan hasil yang direncanakan.
2. Manajemen Keanggotaan
Manajememen keanggotaan, yaitu bagaimana partai mampu menata ulang system rekruitmen anggota, pengembangan sumber-sumber rekruitmen anggota, pengembangan jaringan, kreteria calon anggota, dan kualitas calon anggota. Dengan menetapkan variabel tersebut, langkah selanjutnya adalah bagaimana Partai melakukan pembinaan dan pengembangan Anggota melalui wadah perkaderan yang terprogram secara sistematis. Harus diakui bahwa banyaknya jumlah anggota partai politik akan sangat menentukan eksistensinya dikemudian hari, dan menjadi asset yang sangat berharga. Namun jika tidak dilakukan pemeliharaan terhadap potensi anggota yang ada, jangan harap anggota yang ada dapat melanjutkan cita-cita perjuangan Partai Demokrat ke depan.
Sebagai sebuah gambaran sederhana, jika satu DPC Partai Demokrat Kabupaten/Kota mampu merekrut Anggota baru minimal 10% dari jumlah penduduk yang mempunyai hak pilih, dengan asumsi jumlah hak pilih penduduk setiap Kabupaten/Kota itu adalah 500.000 jumlah penduduk, maka akan terekrut sebanyak 50.000 anggota baru, dan itu akan menjadi anggota inti Partai Demokrat untuk tingkat satu DPC. Dari jumlah anggota tersebut, sudah dipastikan mereka akan menjadi asset bagi Partai Demokrat.
3. Manajemen Kaderisasi
Setelah manajemen keanggotaan tertata dengan baik, maka pada tingkat selanjutnya adalah bagaimana Partai mampu melakukan proses kaderisasi secara konsisten dengan didukung oleh seperangkat system, metode, dan teknologi yang dimiliki. Dalam mengelola kader, Persepsi yang harus dibangun oleh pengurus Partai Demokrat adalah bahwa kaderisasasi merupakan kebutuhan bersama tidak saja untuk kepentingan jangka pendek pemilu dan pilkada, tetapi untuk kepentingan jangka panjang yaitu membesarkan partai menjadi besar dan berkembang.
Langkah kongkrit dari Manajemen Perkaderan adalah dengan membentuk sebuah badan otonom yang terpisah dari struktur Partai Demokrat, dimana Badan tersebut memiliki peraturan-peraturan organisasinya sendiri. Artinya biarkan lembaga tersebut (baca: Badan Perkaderan Demokrat) secara mandiri mendisain dan merumuskan arah dan pola perkaderan yang ideal sesuai dengan Visi dan Misi Partai Demokrat. Disamping itu berikan hak dan wewenang yang luas kepada Badan tersebut untuk mengurus dan mengelola perkaderan partai Demokrat atau dalam istilah yang lain tempatkan Badan Perkaderan Demokrat hanya bertugas mengkader anggota-anggota Partai di semua tingkatannya, dan lembaga tersebut harus steril dari kepentingan-kepentingan elit politik partai itu sendiri.
Yang harus diingat adalah, Lembaga tersebut harus secara nasional terbentuk di setiap DPC dan DPD Partai Demokrat. Dan untuk tingkat DPP berfungsi sebagai Badan Koordinasi Lembaga tersebut. Tugas DPP, DPD dan DPC Partai Demokrat adalah memfasilitasi dan supporting seluruh kebutuhan yang diinginkan oleh Lembaga tersebut.
4. Manajemen Pencitraan
Membangun citra partai yang positip dimata Masyarakat merupakan tugas dan tanggung jawab semua kader partai untuk mengaktualisasikannya secara berkesinambungan dan terus menerus. Mengapa? Karena semakin positif citra suatu partai, maka semakin menguntungkan, dan begitu sebaliknya.
Kalau kita melihat secara obyektif, bahwa untuk membangun sebuah citra partai yang positif dimata masyarakat, diperlukan berbagai alat (tools) yang efektif dan efisien, sehingga pencitraan yang akan dilakukan dapat tepat sasaran sesuai dengan yang diharapkan. Disamping itu, diperlukan manajemen yang cerdas dalam pengelolaan citra partai, atau dalam kontek ini adalah diperlukannya manajemen pencitraan.
Dalam Manajemen Pencitraan, terdapat enam tools kritis yang harus diperhatikan oleh segenap pengurus Partai Demokrat disemua tingkatan, yaitu Publication, Event, News, Community, Identity dan Lobby, atau disingkat PENCIL. Enam faktor tersebut harus secara integrated diimplementasikan oleh kader dan Pengurus Partai Demokrat. Baik yang ada di Legislatif maupun yang ada di Eksekutif, baik yang ada di struktur Partai maupun ada diluar struktur partai.
Publication, terkait dengan tugas partai dalam mempublikasikan, mengkomunikasikan, mempromosikan dan mensosialisasikan visi-misi partai, ideology, platform, program kerja, kinerja partai, dan seterusnya yang harus dilakukan secara terus menurus.
Event, terkait dengan tugas partai/kandidat dalam merancang, mendisain sebuah kegiatan yang dapat mempengaruhi individu pemilih atau kelompok, tentunya event yang dibuat harus menyentuh pada aspek dasar yang menjadi kebutuhan konsituen secara khusus. News, yaitu terkait dengan kemampuan Partai Demokrat dalam menyusun informasi dan berita-berita yang akan disampaikan kepada publik, dan sejauhmana kemampuan Partai Demokrat berhubungan dengan Media Masa, elektronik dan lainnya sebagai partner kerja yang efektif.
Community, yaitu sejauhmana partai mampu membidik sasaran masyarakat/pemilih secara tepat melalui kegiatan segmentasi, targeting dan positioning (STP) yang tepat. Harus di ingat bahwa secara normatif, tidak ada satupun partai politik yang memiliki kekuatan secara merata disemua lini, pasti ada kelemahan/keterbatasan yang dimilikinya.
Identity yaitu bagaimana kemampuan menciptakan sebuah kesan yang mendalam dari identitas yang dimiliki oleh Partai Demokrat, baik untuk lingkungan internal maupun eksternal. Penciptaan kesan postif dari identitas ini terkait langsung dengan produk-produk yang dihasilkan oleh partai Demokrat itu sendiri, yang meliputi SDM Partai, Prestasi dan Kinerja Partai serta Platform Partai Demokrat.
Lobby, merupakan bentuk komunikasi langsung dan tidak langsung yang dilakukan oleh pengurus partai disemua tingkatan untuk meyakinkan dan mempengaruhi persepsi publik terhadap citra Partai Demokrat. Tidak cukup dengan publik, Lobby juga harus dikembangan dengan Birokrasi dan Stakeholder lainnya, sehingga akan terbangun image building yang positif disemua kalangan atau tingkatan Masyarakat.
5. Manajemen Kampanye
Sebagai sebuah partai yang relatif masih baru, bagi Partai Demokrat kampanye harus selalu dilakukan oleh setiap kader partai, baik yang ada didalam struktur partai maupun yang ada diluar struktur. Sebagai agent kampanye, partai dapat memberdayakan kader-kader dan atau anggota yang ada secara terorgainisir melalui pelatihan pemasaran politik yang uptodate. Kampanye politik merupakan suatu usaha yang terorganisir untuk dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam suatu kelompok, disamping itu juga merupakan bagian dari promosi yang berkaitan dengan aktifitas partai politik dalam usaha menyebarkan informasi kepada seluruh anggota dan para simpatisan.
6. Manajemen Logistik
Manajemen logistik berkaitan erat dengan hal-hal yang bersifat finansial, material dan perlengkapan. Untuk menang dalam pemilu tiga faktor tersebut sangat dominan dalam memberikan pengaruh bagi kelancaran program-program pemenangan pemilu. Ruang lingkup Manajemen logistik yang harus di tata adalah; sarana dan prasarana organisasi yang memadai disemua tingkatan; misalnya; kantor sekretariat, pengadaan perlengkapan dan atribut partai, mengupayakan adanya sumber dana tetap yang mandiri, halal dan tidak mengikat.dan lain sebagainya.
Dengan enam agenda taktis tersebut, dapat kita yakini bahwa Partai Demokrat akan terus berkembang, maju dan menjadi besar. Persoalan selanjutnya adalah terletak pada kemauan “political will” dari seluruh fungsionaris Partai Demokrat di semua tingkatan untuk melaksanakan enam agenda diatas. Mau atau tidak?
Disamping agenda diatas, agenda bagi seluruh kader Partai Demokrat adalah ikut memastikan bahwa program-program pemerintah berjalan dengan baik dan sukses, menata jaringan organisasi partai sampai tingkat terbawah, membangun basis-basis politik didaerah lewat Pilkada, menyiapkan kader-kader yang berkualitas sebagai calon legislatif, melakukan rekruitmen dan pembinaan kader secara terus menerus, melakukan pemasaran politik yang cerdas, tajam dan terus menerus, membangun organisasi-organisasi sayap yang luas dan mengakar, menyiapkan anggaran yang memadai, baik bagi kebutuhan operasional partai dan seluruh jajarannya maupun untuk kebutuhan pemenangan pemilu. Dengan begitu masa Depan Partai Demokrat akan semakin dekat kearah Masa Depan yang lebih cerah.




































[1] Artikel ini disampaikan pada Lomba Penulisan Partai Demokrat
[2] Anggota Partai Demokrat ( No.KTA : 3604.33821)

No comments: